Menangkap Ekspresi Sekilas dari Alam | 10 Pertanyaan untuk Mitsuhiko Kamada | ISSUE #6

Lahir tahun 1967, tinggal di Sapporo. Pekerjaan utama adalah pegawai negeri. Sambil bekerja, saya juga aktif sebagai fotografer pemandangan.

Setahun setelah mulai serius memotret, saya memenangkan salah satu dari dua kontes foto alam terbesar di dunia, 'Nature's Best Photography' (runner-up). Dua tahun kemudian, saya memenangkan penghargaan yang sama lagi. Selain itu, saya juga pernah dipamerkan di 'Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian' di Washington D.C. dan baru-baru ini tampil di program khusus di NHK dan UHB (Hokkaido Cultural Broadcasting).

Kenangan yang paling kuat adalah ketika saya memotret bunga sakura sekitar 12 tahun lalu, yang menjadi titik awal saya serius dalam fotografi.

Saya merasa hanya memotret saja tidak menarik, jadi saya mencoba memotret sakura yang terpantul di meja transparan di dekat jendela, berbaring di tanah untuk mendapatkan sudut yang berbeda, atau mengaburkan lensa. Pengalaman 'ini menyenangkan!' saat itu sangat membekas dan berlanjut hingga sekarang.

Saya tidak memiliki preferensi khusus terhadap peralatan.

Sampai beberapa waktu lalu, saya masih menggunakan kamera DSLR yang dirilis 15 tahun lalu. Selama ada peralatan format full-frame, itu sudah cukup, dan saya tidak mengejar fungsionalitas.
Menurut saya, fotografi bukan tentang peralatan, tetapi tentang bagaimana kita membayangkan 'saya ingin memotret ini' dan kemudian berusaha mewujudkannya dengan cara kita sendiri.

Saya sering mendengarkan musik Barat, terutama 'R&B'.

Saya memutar playlist 'R&B' di aplikasi streaming saat di mobil, sambil membayangkan konsep pemotretan, dalam perjalanan menuju lokasi pemotretan.

Fotografer dari Ceko, Martin Rak. Dia mengekspresikan fotografi pemandangan sebagai 'seni' pada tingkat yang sangat tinggi.

Bagaimana mengekspresikan pemandangan nyata sebagai bentuk seni dalam situasi tertentu sangat dipikirkan dengan baik. Karyanya terutama memotret pemandangan pedesaan di Ceko dan Eropa, tetapi saya selalu merasa ada nuansa Jepang dalam kehalusan dan penataan ruangnya. Namun, tidak ada referensi 'Jepang' dalam deskripsi atau judul karyanya.

Namun, judul buku foto terbarunya adalah '-komorebi-'. Saya merasa senang secara pribadi. Saya juga ingin mendekati kualitas ini dengan ekspresi saya sendiri.

Saya tidak memiliki preferensi khusus terhadap kamera, jadi saya cukup puas dengan saat ini.

Saya lebih tertarik untuk mengeksplorasi teknik pemotretan baru menggunakan perangkat tambahan daripada kamera itu sendiri. Misalnya, baru-baru ini saya menerima banyak filter dari produsen filter, dan saya menantikan untuk bereksperimen dengan ekspresi saya sendiri menggunakan filter tersebut.

Ini juga terkait dengan pernyataan seniman saya, bahwa tema dalam karya saya adalah 'mengekspresikan pemandangan yang tampak seperti mimpi dalam pemandangan nyata'.

Dalam situasi konkret, saya selalu membayangkan 'penggambaran tekstur seperti lukisan Jepang, penggambaran pemandangan yang mengingatkan pada buku cerita' atau 'bentuk harmonis yang alam tunjukkan sekejap' sebagai karya seni, dan ini menjadi dasar dari aktivitas pemotretan saya.

Saya sering melihat banyak orang memotret di titik terkenal dengan kamera dan lensa yang sama dari posisi yang sama, dan saya bertanya-tanya apa yang menyenangkan dari itu.

Saya pikir jika Anda menemukan titik sendiri dan memotret dengan kepekaan Anda sendiri, perasaan puas ketika mendapatkan foto yang bagus akan jauh lebih besar.

Akhir-akhir ini, saya lebih sering membeli pakaian secara online. Pakaian yang saya kenakan saat pemotretan lebih saya pilih berdasarkan fungsionalitas daripada desain.

Saya tidak memiliki pengaturan favorit.

Saya mengubah pengaturan sesuai dengan gambar yang ingin saya ekspresikan saat itu. Ketika saya mengadakan pameran, sering kali orang bertanya, 'Kamera apa yang Anda gunakan untuk karya ini? Lensa apa? Pengaturan apa?' Namun, tidak ada situasi yang sama dalam pemandangan alam.

Yang penting adalah apa yang ingin Anda ekspresikan dan bagaimana Anda mencapainya, dan setiap orang harus mencoba dan menemukan metode ekspresi yang sesuai untuk mereka. Proses itu juga merupakan bagian dari kesenangan dalam menciptakan karya.