
Cover photo by Mei Nakano
Kita telah memasuki era di mana nilai sebuah foto lebih ditentukan oleh “foto yang mencerminkan kepribadian” daripada sekadar “foto yang bagus”. Dengan berkembangnya media sosial, siapa saja kini bisa menjadi kreator, dan foto telah berubah dari sekadar karya seni menjadi alat untuk merepresentasikan diri.
Fenomena di mana “foto ini menarik karena diambil oleh orang tersebut” telah menciptakan nilai baru dalam budaya fotografi.

Photo by Masato Kawabata
Keunikan Perspektif yang Menginspirasi Orang Lain
Fotografer dengan banyak pengikut di media sosial tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga memiliki pandangan dunia yang konsisten. Bagaimana mereka menangkap celah kota, bayangan dalam kehidupan sehari-hari, atau ekspresi sederhana sangat bergantung pada kepekaan mereka. Foto yang menyentuh hati seseorang selalu memiliki perspektif unik yang hanya bisa dilihat oleh fotografer tersebut.

Photo by aco
Cara Mengembangkan Gaya Fotografi Anda
Menentukan apa yang ingin Anda potret, memotret dengan tema tertentu, dan melihat kembali foto-foto lama Anda adalah langkah-langkah yang dapat membantu membentuk “kepribadian” Anda dalam fotografi. Alih-alih meniru orang lain, teruslah bertanya pada diri sendiri, “Mengapa saya mengambil foto ini?” Pertanyaan ini akan memberikan kedalaman pada karya Anda.

Photo by 連写ニキ/安室ニュー
Mencari Momen yang Ingin Dibagikan
Bukan keindahan atau estetika yang menjadi fokus, tetapi momen di mana hati Anda tiba-tiba berhenti. Bangku yang tertutup daun gugur, cahaya yang masuk melalui celah saat senja, atau keheningan yang tidak bisa dijelaskan—jika Anda tertarik pada hal-hal ini, foto Anda akan menjadi seperti surat yang Anda kirimkan kepada orang lain.

Photo by 田阪広大
Dengan tidak terjebak pada teknik atau jawaban yang benar, Anda dapat menangkap “pemandangan yang hanya bisa Anda lihat”. Suatu hari, foto tersebut pasti akan menyentuh hati seseorang.