“Memotret” dan “Hidup” Apakah Serupa? | Knowledge #332

Seperti dalam hidup, fotografi juga sangat dipengaruhi oleh cara kita memilih perspektif. Subjeknya mungkin tetap sama, tetapi sudut, jarak, dan pencahayaan dapat mengubah kesan yang ditangkap. Hal ini mirip dengan bagaimana kita melihat hubungan manusia atau emosi.

Fleksibilitas untuk menerima perubahan “apa adanya” juga dapat dikembangkan melalui fotografi. Bukan hanya menangkap hal-hal yang indah, tetapi juga menghargai hal-hal yang ambigu dan rapuh, perspektif ini memperkaya fotografi dan kehidupan kita.

Tindakan “memotret” adalah menangkap momen sekaligus melepaskannya ke masa lalu. Perasaan yang tersentuh oleh pemandangan di depan mata kita, kita peluk melalui jendela bidik dan kemudian kita lepaskan dengan tenang. Ini mirip dengan cara kita menghadapi emosi dan kenangan.

Fotografi adalah tentang menyimpan, tetapi mungkin juga merupakan “ritual untuk melupakan.” Oleh karena itu, kita cenderung ingin memotret hal-hal yang paling tidak ingin kita lupakan.

Tindakan menekan tombol rana tidak hanya menangkap momen, tetapi juga melepaskannya dengan kelembutan ke masa lalu. Ketika emosi atau rasa sakit diubah menjadi rekaman, itu ditempatkan “di luar diri kita,” sehingga memberikan sedikit kebebasan. Fotografi bukanlah alat untuk mengurung perasaan, tetapi untuk membungkus dan melepaskannya dengan tenang.

Dan setiap kali kita melakukannya, kita dapat melangkah sedikit lebih maju. Itulah mengapa kita terus menekan tombol rana hari ini.